Di depan pintu masuk stasiun Velodrome. Dok. Pribadi |
Sepeda MTB Polygon Monarch 3 2019 ini
kubeli bekas dengan kondisi masih mulus, hanya lecet sedikit dan bagian seatpost
yang mengelupas, oleh sebab itu setelah pemakaian sering turun sendiri. Selebihnya,
kondisi fork, sprocket, crank, shifter masih nyaman dan lancar dipakai. Kata
penjualnya sih baru satu bulan dari beli baru.
Polygon Monarch 3 merupakan sepeda jenis
MTB cross country (XC) sehingga cocok digunakan dijalanan bebatuan,
tanah, maupun di jalan raya. Kurang cocok apabila untuk medan yang ekstrim ataupun
downhill. Seri Monarch sendiri merupakan low end dari Polygon
dengan kisaran harga baru 1,7 juta sampai 2,5 juta rupiah. Dengan frame untuk
seri 4 dan 5 sudah berbahan alumunium, sedangkan seri 2 dan 3 masih besi.
Komponen Polygon Monarch 3 2019
Ilustrasi oleh Rodalink |
Mari kita bahas satu persatu terlebih
dahulu komponen yang terpasang. Pertama, komponen inti dari sepeda, yaitu
rangka atau frame. Frame adalah komponen yang jarang dilakukan upgrade,
karena sangat tanggung daripada upgrade frame lebih baik beli sepeda
baru.
Polygon Monarch 3 menggunakan frame besi
berukuran 16” dengan teknologi FeroTech. Menurut keterangan Polygon, FeroTech frame diproduksi dengan tabung
besi tipe straight gauge yang memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Ferotech
frame merupakan frame yang tangguh dan handal untuk mendukung performa yang
maksimal. Desainnya sendiri terlihat oke dengan
warna hitam list hijau-biru. Ukuran 16” sendiri pas apabila digunakan oleh
orang dengan tinggi 160-170 cm.
Fork bersuspensi yang
terpasang menggunakan merk Zoom tanpa preload adjuster. Sehingga kita
tidak bisa mengunci suspensinya ketika digunakan di jalanan mulus. Hal tersebut
tentunya dapat membuat lelah terutama ketika menghadapi tanjakan.
Dari sistem kemudi, handlebar lumayan
nyaman ketika bermanuver tidak terlalu panjang. Ukuran panjangnya sih 680 mm rise
40 mm dan bar bore 31,8 mm berbahan besi. Stem terbuat dari besi dan
menggunakan headset caged bearing.
Kini kita bahas groupset. Rear Derailleur
(RD) menggunakan Shimano Tourney TZ31 7 speed 14-28T. Untuk pemakaian
santai sih sudah cukup, namun sering ‘terkewer’ dengan sepeda lain yang lebih
bagus. Tourney sendiri merupakan seri paling bawahnya Shimano dan paling umum
di kalangan sepeda low end.
Front Derailleur (FD) masih sama dengan RD, yaitu Shimano Tourney TZ30 DM6 3 speed
24/34/42 T. Crankset senidri berukuran 170 mm dengan pedal masih berbahan
plastik. Lalu, rantai yang digunakan merk KMC HV-500.
Kemudian, shifter Shimano
ST-EF41-L dan untuk sistem pengereman menggunakan disc brake mekanik,
masih pakai kabel. Komponen RD dan FD memang sangat krusial apabila ingin
mengeluarkan potensi maksimal dari kemampuan bersepeda kita. Semakin bagus
serinya, tentu perbandingan energi yang dikeluarkan akan semakin efisien
dibanding seri bawahnya.
Wheel set menggunakan rim alumunium double wall 26” dengan jari-jari
32. Ban menggunakan merk Kenda dengan ukuran 26x1,95 mm. Saddle bawaan Polygon
dengan seatpost berbahan besi ukuran 28,6x300 mm. Total berat sepedanya
adalah 17,2 kg.
Ulasan Setelah 1000 km Pemakaian
Sepeda Polygon Monarch 3 kubeli pada
akhir Februari 2020 dan aktif digunakan Maret 2020 dengan frekuensi 3-6 kali
sebulan. Awalnya kubeli karena ingin bersepeda lagi setelah terakhir bersepeda
sekitar 4 tahun yang lalu, zaman SMA dengan menggunakan sepeda Fixie.
Dengan dana yang terbatas dan
pertimbangan sepeda kompetitor lokal, seperti United, Pacific, atau Element
maka pilihan jatuh kepada sepeda ini. Mumpung ada yang jual bekas dengan
pemakaian baru sebentar juga sih.
Hingga artikel ini ditulis, jarak yang
telah ditempuh sejauh 1.363 km, elevasi 9.405 m, dan waktu pemakaian 67 jam. Rute
favoritku adalah Bintaro Loop dan Sudirman Loop, karena jalannya yang cenderung
flat dan agak sepi, terutama weekend pagi. Kecepatan rata-rata selama
ini sih berkisar 22-30 kpj tergantung medannya.
Selama seribu kilometer pertama tidak ada
upgrade atau modifikasi selain ganti seatpost menjadi alumunium
dan panjangnya 400 mm. Handlebar cukup nyaman di tangan, akan tetapi aku
lebih menyukai jika memakai bar end atau tanduk agar posisi tangan bisa
vertikal memegang stang.
Untuk groupset sendiri sebenarnya
cukup apabila hanya digunakan santai. Tanjakan kota, seperti fly over dapat
dengan mudah dilibas dengan penggunaan kombinasi gigi yang tepat, misal 24-20. Namun,
untuk mengejar kecepatan roadbike sadar dirilah kawan, susah. Kombinasi RD
tidak mencukupi untuk memacu kecepatan peloton roadbike. Perlu upgrade
sana-sini sehingga menjadi sepeda hybrid terlebih dahulu untuk itu.
Lalu, karena ban XC menggunakan ulir
untuk melibas jalanan tanah, jadi sangat berat apabila digunakan di jalan
aspal. Perlu menggantinya dengan ban ulir khusus jalanan aspal untuk lebih
optimal lagi. Tetapi, tergantung kebutuhan dan penggunaannya, lebih dominan di
jalan aspal atau tanah bebatuan.
Satu lagi, untuk kenyamanan berkendara
lebih baik stem diganti dengan yang lebih pendek sehingga dapat
berkendara dengan lebih tegak. Saddle bawaan sih menurutku sudah empuk namun
untuk perjalanan jauh tidak disarankan teralu lama duduk, perlu berdiri
sesekali agar tidak kebas di area selangkangan.
Kesimpulan
Sepeda ini cocok digunakan untuk
bersantai menikmati jalan raya maupun blusukan asal medannya tidak terlalu
ekstrim. Apalagi budget untuk sepeda ini cukup terjangkau dengan kualitas yang
oke. Namun, untuk pengguna yang serius mungkin perlu memikirkan ulang untuk
membeli sepeda ini jika tidak ingin upgrade banyak.
Sepeda Polygon Monarch 3 2019 bisa menjadi pilihan yang pas untuk para pemula yang ingin bersepeda ringan atau santai, tapi budget yang dimiliki terbatas. Namun, di tengah pandemi sekarang ini, perlu diperhatikan juga langkah-langkah agar bersepeda tetap aman dan menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar