Suasana Aksi Di Depan Sekretariat Sema-U (Foto:
LPM Institut)
Tangerang
Selatan – Mahasiswa UIN Jakarta yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli
Pemira (Ampera) melakukan aksi tuntut kejelasan Pemilihan Umum Raya (Pemira) pada
Jumat (21/12/2018) siang. Aksi yang dilakukan di depan Sekretariat Senat
Mahasiswa Universitas (Sema-U) tersebut merupakan buntut dari ketidakjelasan
Sema-U dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menggelar Pemira.
Bendahara
KPU, Abdul Rahim menanggapi tuntutan tersebut. Rahim menyatakan tidak pernah
mendapat kejelasan apapun dari pihak Sema-U dan Kemahasiswaan tidak
mengonfirmasi KPU dan Bawaslu terpilih.
“Kami
korban dari semrawutnya kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak Sema-U dan
Kemahasiswaan,” ungkapnya seperti dilansir dari LPM Institut, Jumat
(21/12/2018).
Aksi berawal
saat ruangan Sema-U sedang digunakan KPU untuk mengumpulkan berkas-berkas
pendaftaran Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Tidak
lama berselang, ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Ampera datang meminta
ketegasan Sema-U dan KPU tentang Pemira 2018. Selain itu, Ampera juga menuntut
enam hal untuk segera dilaksanakan.
Adapun
tuntutan dari aksi Ampera tersebut adalah meminta kejelasan Sema-U terkait
penetapan KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang baru. Sebelumnya,
terdapat perbedaan nama pada struktur pengurus KPU dan Bawaslu yang dikeluarkan
Sema-U dan pihak independen.
Kedua,
perubahan lini masa Pemira yang semena-mena. Lalu, Sema-U dan KPU harus
merespon surat edaran Wakil Rektor III tentang pendaftaran ulang KPPS.
Kemudian, Sema-U harus memfasilitasi rapat koordinasi dengan sejumlah
organisasi mahasiswa yang ada di UIN Jakarta, serta menolak Pemira diadakan
Januari tahun depan.
Analisis
5W1H
Who: Aliansi Mahasiswa Peduli Pemira
(Ampera)
What: Ampera melakukan aksi tuntut
kejelasan Pemilihan Umum Raya (Pemira)
When: Jumat (21/12/2018)
Where: Depan Sekretariat Senat
Mahasiswa Universitas
Why: Ketidakjelasan Sema-U dan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dalam menggelar Pemilihan Umum Raya (Pemira).
How: Aksi berawal saat ruangan Sema-U
sedang digunakan KPU untuk mengumpulkan berkas-berkas pendaftaran Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Angle yang dipilih adalah kejadian yang terjadi di depan
sekretariat Sema-U, yaitu aksi menuntut kejelasan Pemira. Adapun pemilihan
unsur Who di muka, karena penulis menganggap pelaku/sekelompok massa lebih
penting untuk ditonjolkan lebih dahulu untuk mengetahui siapa di balik aksi
tersebut. Berita hard news ini memiliki struktur piramida
terbalik.
Tulisan ini merupakan tugas UAS pada mata kuliah Teknik Publikasi yang diampu oleh Pak Saiful.
Komentar
Posting Komentar