DBF #5 – Kehilangan

Dok. Pribadi

Berita kehilangan selalu menimbulkan duka bagi siapa yang mendengarnya. Baik kehilangan harta benda, pekerjaan, jati diri, kekasih, bahkan nyawa. Tidak jarang, pengeras suara musala mengumandangkannya dengan lirih.

Suatu hari di halaman rumahku kedatangan dua kucing yang entah dari mana asalnya. Keduanya masih berusia kurang dari satu tahun, masih kecil tanpa seorang ibu. Masing-masing memiliki warna dan corak bulu yang berbeda, satu perempuan bercorak belang-belang dengan dominasi warna abu-abu. Satu lagi laki-laki berwarna putih hitam dengan corak yang acak. Kemudian, keluargaku memutuskan untuk memeliharanya agar ada yang merawat.

Mereka amatlah lincah, gemar sekali berlarian ke sana dan ke mari. Waktu demi waktu, mereka pun dapat memanjat sepeda motorku dengan lihai. Sehingga mereka sering kali tertidur dan juga mengasah kukunya di jok. Pasti itu merupakan hal yang paling menyebalkan kala kita memelihara kucing. Jok bolong-bolong dan akan basah ketika kena air hujan.

Pada momen tersebut, meski dari jauh, kukeluarkan kamera yang sedang kupinjam dan memotretnya. Meskipun harus dipoles sana-sini, yah itulah hasilnya.

Kurang lebih dua bulan lamanya semenjak hari itu. Sampai tiba hari di mana kami pergi ke Bandung selama dua hari satu malam untuk menghadiri kondangan. Dengan berat hati kami tinggalkan dua kucing tersebut. Mereka dititipkan kepada tetangga sialan itu.

Namun, ketika kami pulang alangkah terkejutnya kami menemukan satu dari sepasang kucing tersebut tergeletak tak berdaya. Yah, ia mati meninggalkan teman seperjuangannya itu. Kami hanya bisa pasrah. Hubungan kami dengan tetangga itu memang tidak baik sih. Tapi sudahlah mungkin sudah sampai ajalnya.


Komentar