Ilustrasi oleh A Different Perspective |
Ramadhan sebentar lagi. Tanda-tandanya
sudah tampak dirasakan bukan? Mulai dari bertebarannya iklan-iklan ikonik, tren
musik religi, hingga naiknya harga bahan pokok. Namun, imbas dari pandemi yang sedang
terjadi di awal 2020 ini, bulan Ramadhan akan lain daripada tahun-tahun
sebelumnya. Jangankan bulan Ramadhan, ibadah harian pun masyarakat diimbau
untuk melaksanakannya di rumah, bahkan berjumat. Yang menjadikan khawatir oleh
sebagian umat muslim terutama ibadah khusus bulan suci, salat tarawih dan idul
fitri. Selain peribadatan, umat muslim pun mengkhawatirkan tradisi melayu
selama bulan Ramadhan, bazar makanan.
Bazar Ramadhan nyatanya memang menyedot
umat muslim untuk datang beramai-ramai jelang berbuka. Dengan beragamnya jajanan
yang disuguhkan, masyarakat dapat mengalihkan rasa laparnya dengan sibuk
memilih makanan.
Malaysia sebagai negara dengan tradisi
Ramadhan yang serupa dengan tanah air, mengambil langkah untuk meniadakan bazar.
Tidak mengherankan, pemerintah Malaysia memang telah menerapkan Perintah
Kendali Pergerakan pada 18 Maret 2020, sistemnya hampir sama dengan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang baru digaungkan di Indonesia. Negeri jiran
memang merupakan negara dengan angka positif Covid-19 tertinggi di Asia
Tenggara, setidaknya hingga saat ini.
Dilansir dari Mashable,
Malaysia tetap menggelar bazar di tengah pandemi, tapi melalui sistem daring. Jual beli
dilakukan melalui aplikasi penyedia layanan antar makanan. Federal Territories
Minister, Annuar Musa mengatakan pelanggan yang akan membeli cukup memesan via
aplikasi dan akan diantar oleh kurir ke rumah. Sejauh ini, empat daerah di
Malaysia telah menciptakan platform digital sendiri, yaitu Selangor, Negeri Sembilan,
Terengganu, dan Pahang.
Sebenarnya, momen menunggu berbukalah
yang terpenting bagi masyarakat. Sambil melihat jajanan di bazar dan
bercengkrama dengan keluarga atau teman, orang-orang cenderung akan lupa akan
rasa lapar di waktu-waktu kritis. Dengan ditutupnya bazar luring, tentunya
pengalaman Ramadhan tahun ini terkesan biasa saja. Namun, langkah tersebut
harus dilakukan demi memutus penyebaran virus.
Bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini
belum ada. Pemerintah selama ini terus mengimbau agar tidak melakukan mudik dan
berencana akan memberikan kompensasi hari libur di kemudian hari. Layak ditunggu
akan seperti apa langkah-langkah Indonesia di tengah pandemi ini selama bulan
Ramadhan.