Penetapan Nomor Urut Capres 2019. Sumber: wartakota.tribunnews.com |
Belum lama terjadi silang pendapat antara Menteri Perdagangan,
Enggartiasto Lukita dan Kepala Bulog, Budi Waseso soal impor beras. Enggartiasto
mengatakan cadangan beras di gudang Bulog kurang, maka diperlukannya impor. Sedangkan,
Budi bilang stok beras masih cukup.
Kini, masyarakat sudah dibuat heran lagi dengan inkonsistensi
kabinet pemerintah. Kali ini terkait kenaikan harga BBM premium. Menteri ESDM,
Ignasius Jonan berbicara bahwa imbas dari kenaikan harga minyak dunia
menyebabkan harga BBM nonsubsidi naik, pun premium. Tidak lama berselang, Presiden
Joko Widodo meminta untuk menunda kenaikan tersebut, lewat Jonan tentunya.
Apa yang terjadi dengan komunikasi antar menteri dan presiden
tentunya membuat publik, khususnya gua heran. Ada apa sesungguhnya di balik
layar pemerintahan. Apakah karena Jokowi tidak ingin citranya buruk? Mengingat saat
ini kubu Jokowi sedang kampanye. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Nikmat
sekali jadi petahana.
Menyoal beras dan BBM tentu menyangkut hajat hidup orang
banyak. Maka seharusnya, komunikasi terkait hal tersebut harus dipikirkan
masak-masak. Jangan sampai gara-gara citra politik, mengorbankan perasaan dan
hajat masyarakat kebanyakan.
Blunder-blunder seperti ini lah yang sangat enak untuk
digoreng. Kalau kubu Prabowo dengan lelucon plastiknya, maka ini bisa dikatakan
lelucon komunikasi menurut gua. Kita lihat saja berapa banyak lagi komedi yang
akan ditunjukkan oleh kedua paslon itu. Semoga publik bisa menilai dengan
cerdas dan tidak termakan hoaks murahan.
Komentar
Posting Komentar