Analisis Karakteristik Low Taste Pada Program Karma ANTV

Sumber: Tribunnews.com
Bonjour! Kali ini gua akan posting salah satu ujian tengah semester pada mata kuliah Hukum dan Sistem Media Massa di UIN Jakarta. Matkul ini diampu oleh Rachmat Baihaky, dosen yang menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Tanjung Priuk. Tulisan di bawah ini, mencirikan suatu acara televisi yang termasuk ke dalam low taste program, di mana memuat unsur; privasi, sensasi, ringan, repetitif, dan kontroversi. Selamat membaca! 

Sekilas program
Karma ANTV, salah satu program acara di stasiun televisi swasta ANTV yang sedang naik daun belakangan ini. Reality show yang ditayangkan sejak empat bulan lalu, pada 15/4/2018, telah mencapai episode ke-91. Program acara bergenre supranatural itu tayang secara reguler setiap hari pada pukul 22.00 sampai 00.30 WIB. Karma ANTV dipandu oleh Robby Purba yang pernah memainkan film horor Kutukan Arwah Santet pada tahun 2011 dan Roy Kiyoshi, seorang indigo yang pernah meramalkan peristiwa bom Bali, hilangnya pesawat di Kepulauan Majene, dan meletusnya Gunung Sinabung di tahun 2014. Selain kedua pewara tersebut, Karma selalu menghadirkan pesohor untuk meramaikan acaranya.
Tidak seperti acara supranatural di stasiun televisi lainnya, Karma ANTV membawa sajian baru di layar kaca. Menghadirkan 31 partisipan yang dipilih berdasarkan angka kelahiran yang berbeda, di mana Roy mencoba untuk mengungkap kejadian buruk yang dialami oleh partisipan yang dipilihnya. Untuk mendukung acara, set panggung dan iringan musik pun terkesan gelap, sehingga menimbulkan kesan mistis di dalamnya. Karma ANTV sebetulnya bukan murni produksi dalam negeri, melainkan sontekan dari program televisi Thailand yaitu The Secret of Numbers.

Dilansir dari @dunia_tv, akun instagram yang merilis daftar rating acara-acara televisi populer, pada jum’at 13/4/2018 program Karma ANTV mendapat angka rating 4,2 persen dan share 27,8 persen. Hasil tersebut membuat Karma berada di peringkat ketiga, mengalahkan sejumlah sinetron unggulan stasiun televisi lainnya. Mirisnya, dari ke-37 peringkat yang disajikan hanya ada satu program berita yang hadir pada daftar tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya informasi masih sangat minim. Mereka cenderung menyukai program acara yang menyajikan unsur privasi, sensasional, ringan, berulang-ulang, serta kontroversial.

Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan saya, program Karma ANTV memiliki ketiga unsur yang disukai masyarakat ‘berselera rendah’ di atas, yaitu privasi, sensasional, dan berulang-ulang. Program ini juga cenderung menimbulkan kontroversi, karena membenturkan hal-hal mistis dengan agama.

Sesuai konsep programnya, Karma ANTV menjual masalah pribadi partisipan yang terlibat sebagai bahan komoditasnya. Semakin pelik, semakin tinggi rating yang diperolehnya. Tidak jarang suatu episode yang melibatkan kerasukan di dalamnya, bisa menembus tranding di situs Youtube.com. Hal tersebut membuktikan bahwa mengetahui privasi seseorang adalah hal yang menarik, bahan gosip ibu-ibu di gerobak sayur, dan ‘makanan’ orang yang berselera rendah.

Sebagai contoh, pada episode 86 Roy Kiyoshi memilih partisipan bernama Linda. Roy mengungkapkan secara gamblang kronologis Linda mengenai kisah hidupnya dulu. Kisah pahitnya partisipan terkuak. Anehnya, partisipan tidak merasa malu mengungkapkan hal tersebut, tidak berusaha untuk menutupi wajah, misalnya. Bodohnya lagi, partisipan bukan menanyakan solusi kepada Roy, tetapi bertanya bagaimana kabar orang yang telah menyakitinya.

Padahal, di dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 48 Allah telah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” Serta Nabi Muhammad sudah memperingatkan dalam hadis riwayat Muslim: “Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.”

Hal yang jelas membuat Karma ANTV merupakan low taste program adalah cenderung menjual sensasi berbau mistis. Pada dasarnya masyarakat Indonesia sangat erat dengan hal-hal mistik. Mulai dari tempat angker, pantangan, praktek klenik, hingga bela diri pun terkadang dikaitkan dengan kegaiban. Sehingga, saat ini komodifikasi mistik menjadi keuntungan bagi media.

Kesurupan, mengeluarkan paku dari mulut, hingga pewara yang tiba-tiba mengeluarkan darah dari hidung pernah terjadi di Karma ANTV. Aspek di atas tentunya sangat lazim ditemukan pada program serupa di layar kaca. Kedekatan itulah yang coba dibangun Karma ANTV untuk menggaet penonton. Jika ditelaah dari sisi logika, hal-hal di atas tentunya tidak bisa bersinggungan langsung dengan manusia, kecuali dengan perantara dukun. Padahal ayat yang saya sebutkan di atas jelas melarang hal tersebut. Itu berarti acara ini telah membenarkan praktik perdukunan secara tidak langsung. Jelas hal ini sangat bersinggungan dengan apa yang diajarkan agama. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam. Kemungkinan program ini bisa menimbulkan kontroversi sangat besar tentunya.

Terakhir, karakteristik low taste program yang dimiliki Karma ANTV adalah repetitive. Dikatakan berulang-ulang karena Karma ANTV tayang setiap hari dengan durasi yang lebih dari dua jam. Pola yang dihadirkan pun cenderung sama, Roy Kiyoshi memilih partisipan yang akan diterawang, reaksi yang dimunculkan partisipan bisa menangis atau marah, kemudian dibumbui adegan menggambar makhluk halus yang katanya berada di sisi partisipan, terakhir diberikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Rentetan tersebut terus diulang-ulang setiap hari, yang berbeda hanya dikemasan cerita dan makhluk apa yang bertengger di raga partisipan.

Menariknya, ketika mendapat respon positif dari masyarakat serta untuk menambah variasi cerita, dibuat lah satu program acara lagi yaitu, Karma The Series. Program yang merupakan pengembangan cerita dari partisipan yang telah terlibat di acara Karma ANTV. Pengembangan yang dimaksud pun, hanya menjadikan kisah yang diucapkan partisipan Karma, menjadi sebuah ilustrasi dokumenter. Dahsyatnya program ini pun tayang di pagi dan malam hari.

Kesimpulannya, Karma ANTV sangat tidak disarankan untuk dinikmati, apalagi oleh anak-anak tanpa bimbingan orang tua. Karena memuat unsur-unsur yang tidak baik, yaitu menyangkut privasi seseorang, hanya menjual sensasi, dan ditayangkan dalam durasi yang panjang serta cenderung menimbulkan kontroversi. (shr)

Semoga, dengan tulisan ini siaran televisi di Indonesia bisa lebih baik lagi. Jangan hanya mengandalkan sensasi semata, tetapi berusaha untuk memperbaiki moral bangsa. Sekian.

Komentar