Gowes, Sebuah Hobi Baru

Seorang Pengendara Sepeda Melintas
Dok. Pribadi


"Duh, jenuh di rumah mulu. Skripsi pun tak kelar-kelar", kala Februari 2020. "Kira-kira apa ya yang dapat membunuh kebosanan ini? Bagaimana dengan memancing? Aku tidak suka. Jika bermain gim? Kelamaan bermain bisa dimarahi. Lantas apa ya?" Muncul sebuah ide dari kebiasaanku dulu, gowes. Bersepeda telah menjadi rutinitas pada sembilan tahun yang lalu. Selama lima tahun lamanya, pulang-pergi sekolah dengan mengayuh sepeda. Motorlah orang ketiga di antara hubungan mesraku dengan sepeda. Sekian lama berpadu dengan sepeda motor, baru ku sadari ternyata perawatan motor jauh lebih mahal. Hingga akhirnya cinta lama itu bersemi kembali dengan sepeda. Namun, bukan sepeda lama yang telah menemani masa remajaku, ia entah ke mana telah dijual.

Berbekal gawai dan koneksi internet yang cukup andal, jari jemari ini mulai mencari sepeda di rentang harga murah namun berkualitas. Dengan berbagai pertimbangan, lebih condong ke kondisi keuangan sih, akhirnya diputuskan untuk meminang sepeda bekas saja. Janjianlah dengan penjual. Singkatnya, sepeda ku dapat dengan harga yang sesuai dengan kondisi. Sebuah sepeda MTB XC (Cross Country) merk lokal ku pinang. Sepeda ini memang diperuntukkan oleh pemula. Sejak saat itu, pola hidupku berubah.

Gowes pertamaku setelah sekian lama, tidak berjalan baik. Kelalahan berlebih akibat kurang pemanasan dan persiapan, serta belum lama mengenal sepeda, wajar. Kemudian, ku mulai mencari-cari informasi terkait dunia bersepeda ini. Sampai aku menemukan sebuah aplikasi yang galib digunakan para goweser di seluruh dunia, Strava. Di sanalah catatan perjalanan bersepeda dapat diketahui.

Kebiasaanku dimulai dengan gowes setiap sore selama satu setengah jam demi membangun kondisi dan stamina. Tidak setiap hari, minimal sih tiga kali seminggu. Lalu pada sabtu-minggu intensitas dan jarak diperbanyak. Sabtu minimal 40km dan minggu minimal 50km. Rekorku dalam seminggu sampai saat ini mencapai 150km bersepeda.

Bagaimana hasilnya? Terlihat di aplikasi kemajuan yang ku lakukan selama sebulan bersepeda. Rata-rata kecepatanku di awal gowes berkisar 16kpj, kini setelah satu bulan meningkat ke 23kpj. Sebuah prestasi bagiku atas pencapaian tersebut, apalagi dengan sepeda MTB.

Banyak hal yang membuatku semangat ketika sedang bersepeda. Misalnya, ketika melihat peloton lewat, terasa menyenangkan apabila berada di dalamnya. Sensasi dikewer sepeda lain dengan kecepatan yang luar biasa, apalagi oleh roadbiker. Membuat darah ini mendidih ingin menyainginya, namun sepeda dan dengkul berkata sebaiknya jangan. Maka dari itu, setiap ku menyalip seorang roadbiker ada perasaan senang, padahal mungkin dia sedang santai. Hal-hal tersebut membuatku semakin terpacu untuk meningkatkan kapasitas bersepeda. Salam dua pedal.